Rabu, 12 Desember 2012

10 penghalang untuk mengikuti kebenaran

oleh Ummu Ahla pada 24 Juni 2011 pukul 11:03 ·



1. Kurangnya ilmu dan lemahnya pemahaman tentang kebenaran tersebut.
2. Hati yang kotor akibat maksiat.
3. Sombong dan dengki.
4. Lebih mencintai kehormatan daripada kebenaran.
5. Syahwat dan harta.
6. Cinta kepada keluarga dan karib kerabat melebihi cintanya kepada kebenaran.
7. Lebih mencintai negeri dan tanah air daripada mencintai kebenaran.
8. Mencintai nenek moyang melebihi cintanya kepada kebenaran.
9. Adanya permusuhan antara seseorang dengan orang lain, kemudian musuhnya itu mengikuti kebenaran.
10. Penghalang berupa adat istiadat.
(Fariq Gasim Anuz, Tabir Hidayah)


  •  ‎1. ilmu adalah cahaya, dan kebodohan adalah kegelapan, dengan ilmu, dapatlah dibedakan mana yang haq dan mana yang batil, banyak hal yang benar dianggap salah dan yang ternyata salah di anggap benar, hanya karena kurangnya ilmu agama.
  •  ‎2. maksiat dan dosa akan membuat hati menjadi kotor, dan hati yang kotor ibarat tanah yang gersang, meskipun turun hujan, tetap tidak akan menumbuhkan tanam-tanaman karena tanah tersebut tidak pantas ditumbuhi.
  •  ‎3. sifat sombong dan dengki inilah yang menjadi penghalang iblis untuk tunduk pada perintah Allah. diantara sebab sifat sombong adalah merasa punya ilmu banyak, harta yang banyak, nasab dan keturunan terhormat. maka selama ada rasa sombong dihatinya, kebenaran akan sulit untuk menyentuhnya.
  •  ‎4. praktek 'curang masal' dalam ujian adalah salah satu contoh poin ini, demi kehormatan, oknum-oknum pendidikan yang tidak bertanggung jawab rela mencerabut kejujuran dari jiwa anak-anak didik mereka, ketakutan akan cibiran, bahwa sekolah mereka tidak berkualitas karena banyak yang tidak lulus, membuat mereka menodai kebenaran.
  •  ‎5. wanita banyak berperan dalam hal ini, syhawat dan harta, seringkali menghiasi wanita. betapa banyak para lelaki yang jatuh dan mencampakkan kebenaran karena tergoda syahwat kecantikan dan godaan seorang wanita, tak perduli ia seorang ahli ibadah, pemimpin terhormat, pengusaha terkenal, bahkan seorang ustadz sekalipun. demikian juga harta, lihatlah para koruptor, dimana rasa malu mereka?
  •  ‎6. akidah ahlus sunnah wal jama'ah memuat ajaran tentang wala' dan bara'.. loyalitas dan berlepas diri, kita diperintahkan untuk loyal kepada mereka yang berada di atas kebenaran meskipun mereka bukan siapa2 kita, dan kita diperintahkan untuk berlepas diri dari pelaku kesalahan dan kemaksiatan, meskipun mereka adalah keluarga dekat kita. lihatlah Nabiyullah Ibrahim, yang berlepas diri dari kekafiran ayahnya, lihatlah para sahabat yang tak gentar berperang, bahkan melawan ayah, anak, saudara, yang menetang jalan dakwah mereka
  •  ‎7. terkadang orang yang mengikuti kebenaran harus menanggung resiko terusir dan terpisah dengan tanah airnya, maka jika ia tak siap menghadapi itu, seringkali terpaksa mengorbankan kebenaran demi tetap bisa berada di tempat itu.
  •  ‎8. hal ini juga seringkali mejadikan orang enggan dan sungkan mengikuti kebenaran, berkeras mengikuti ajaran nenek moyang, 'urang bahari', karena merasa itulah ajaran yang telah diwariskan turun temurun dan tak mungkin untuk merubahnya, bahkan terkesan merasa 'wajib' untuk melestarikannya.
  •  ‎9. tabi'at orang yang bermusuhan, adalah selalu ingin tampil beda dengan musuhnya, hingga seringkali ia mengetahui hal yang benar dan mengakuinya, namun karena rival atau saingannya berkutat dan memperjuangkan itu, iapun mencari alternatif lain dan mengusahakan pembenaran atas pilihannya, hanya karena gengsi dan malu dikatakan sama dengan orang yang ia anggap sebagai musuh.
  •  ‎10. dan poin inilah yang sangat sulit dan banyak menghalangi orang untuk menerima kebenaran, adat istiadat yang sudah mendarah daging, lihatlah buktinya, seorang da'i yang membawa ajaran kebenaran, didepak, diusir bahkan tak jarang di cap sesat, hanya karena di anggap telah mengobrak abrik adat istiadat kebiasaan sebuah kampung atau suatu komunitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar